BERPIKIR DAN BERNALAR
PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap manusia secara alamiah mereka dalam kehidupan
sehari-harinya sering melakukan atau merasakan yang dinamakan berpikir dan
bernalar. Terkadang sadar dan tidak dalam kehidupan sehari-hari berpikir dan
benalar itu sering dilakukan, tapi berpikir dan bernalar sendiri adalah dua kata
itu
memiliki hubungan makna, ‘akal budi’. Meskipun demikian, kedua kata tersebut memiliki perbedaan yang prinsip,
yaitu dalam bernalar selalu terkandung proses berpikir, sedangkan dalam
berpikir tidak selalu terkandung penalaran. Berpikir merupakan kegiatan
mental yang melibatkan kerja otak sedangkan bernalar adalah bernalar
merupakan proses kelanjutan setelah berpikir, dimana manusia akan mencerna apa
yang telah ia pikirkan dengan matang, apa sebab dan akibatnya, serta tindakan
rasional yang harus dilakukan.Oleh karena itu berpikir dan bernalar
berbeda namun saling berkaitan.
PEMBAHASAAN
Berfikir adalah suatu
kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berfikir juga melibatkan
seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia.
Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari
kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian
mempunyai gagaan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berpikir merupakan
proses dimana seseorang menelaah suatu hal. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu
Sebuah Pengantar Populer bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan untuk
menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah
tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan
pengetahuan yang tidak benar itu pun juga berbeda-beda.
Definisi berpikir sendiri adalah yang paling umum dari
berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri
(ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini
berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi
yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.
“Berpikir” mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan
barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil
menunggu kuliah dimulai. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian yang
diberikan di kelas. Kita berpikir saat menulis artikel, menulis makalah, menulis
surat, membaca buku, membaca koran, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan
suatu persahabatan yang terganggu
Menurut Sudarminta,
bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis – premis
yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar Bias mengambil bentuk induktif,
deduktif, ataupun abduktif. Penalaran induktif merupakan proses penarikan
kesimpulan yang berlaku umum (universal) dari rangkaian kejadian yang bersifat
khusus (pertikular). Sebaliknya, penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan
khusus berdasarkan hokum atau pernyataan yang berlaku umum. Adapun penalaran
abduktif (suatu istilah yang dikenalkan oleh Charles S. Pierce) adalah
penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan
adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah
diketahui. Sebagai contoh, kita tahu bahwa semua pohon semangka di kebun kita
adalah semangka yang disediakan di ruang makan itu diambil dari kebun kita.
Memang kegiatan
bernalar merupakan aspek yang amat penting dalam berpikir. Akan tetapi,
menyamakan berpikir dengan bernalar, seperti dikatakan Sudarminta, merupakan
suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis
belum menjamin bahwa kesimpulan yang ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan
pasti benar. Walaupun penalarannya betul atau sesuai dengan asas – asas logika,
kesimpulannya yang ditarik bias saja salah kalau premis – premis yang mendasari
penarikan kesimpulan itu ada yang salah.
Dalam bernalar memang
belum ada benar – salah. Yang ada betul keliru, sahih atau tak sahih. Tolak
ukur penilaiannya adalah asas – asas logika atau hokum penalaran. Akan tetapi,
kalau kegiatan berpikir dimengerti secara lebih luas dan menyeluruh, mulai dair
penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang
diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan, dapat saja kita bicara
tentang benar – salah dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan unsur yang
amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir
yang benar
KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari
paparan diatas adalah berpikir dan bernalar
berbeda namun saling berkaitan. Berpikir lebih luas dari bernalar, karena
berpikir terjadi secara rutin dalam jangka waktu yang sangat sering dan
merupakan aktivitas harian pada otak. Berbeda dengan bernalar, bernalar dilakukan
ketika kita kan menyimpulkan sesuatu atas rumusan yang dibuat.