Kalkulasi Rasa
18/09/2013
Itu suara apa yang bising di telingaku, suara-suara
yang sangat abstark yang selalu
mencercaku.
Ternyata isi
kepalaku lagi-lagi menceramahiku,,, cerewet sekali ia malam ini!!!
Malam ini isi kepalaku mulai ramai dan gaduh ditengah
sepinya malam,, Tiba-tiba suara dikepalaku mulai bergunjing tentang
jumlah,batas,waktu dan kadar rasa,benarkah bahwa tak ada kalkulasi saat
seseorang bermain rasa?
Aarrgghhh,,,aku
tak suka dengan ini, dengan kata-kata serius seperti ini karena kata “serius” adalah
kata kedua yang melekat pada orang-orang yang dewasa dan matang. Terlalu serius
memandang hidup hanya akan membuatku tambah kerrutan danlebih cepat tua dari
usiaku sebenernya,,,hahaa terkadang aku lupa usiaku berapa tahun dan selalu
bertingkah kekanak-kanakan ,,tapi itulah aku .
kalau berbicara dengan usia, Semakin bertambah usia dan
koleksi pengalaman, membuatku menjadi lebih berhati-hati dalam pengambilan
putusan, menjalani pilihan, termasuk dalam peletakan rasa. Semakin tua,
aku juga mulai menakuti hal-hal remeh
yang seharusnya tidak aku takuti. Aku takut untuk hidup sendiri, takut bahwa
tak akan ada yang menemaniku di saat tua nanti, takut bermain rasa, takut
penolakan, takut bertepuk sebelah tangan, takut gagal, takut tersandung dan
jatuh. aku takut terluka, ketakutan yang tidak pernah aku tunjukan saat masih
kanak-kanak dulu.
Aku tak suka jika harus berpikir seperti
ini. Aku tak suka dengan ketakutanku sendiri. Aku tak suka harus menghitung
untung rugi, terlebih lagi terhadap rasa yang ingin aku beri. Dan menumpahkan
salah pada luka masa lalu atas hidupku saat ini, bukan pula opsi yang ingin aku
pilih.
Bukannya
menolak menjadi dewasa, aku hanya tak ingin ketakutan-ketakutan ini
menggerogoti kebahagiaanku tanpa pernah aku sadari. Jika dengan menjadi orang
yang perhitungan, membuatku tak bisa merasakan segala yang semesta suguhkan,
maka jelas aku akan menghapus kata ‘perhitungan’ dari kamus hidupku.
Takut untuk
melangkah, takut untuk bermain rasa, takut untuk terluka. Bukankah luka adalah
konsekuensi?
Padahal aku sering terluka bahkan dari dulu sampi sekarang
aku masih tetap terluka,,tapi tetap saja aku takut dengan luka,,,terlalu banyak
luka yang akan menghampiriku kelak,dan aku lelah tuk terus terluka.
Huhh,,tuh
sekarang hatiku yang mulai menceramahiku,,pada cerewet sekali mereka malam ini.
Iya, iya,
baiklah. Aku tak akan lagi menghitung untung rugi, tak akan lagi bermain
kalkulasi atas rasa yang aku pilih, tak akan menjadi penakut hanya karena rasa
yang tak pasti. Aku akan belajar menikmati dan menganggap hidup ini sebagai
taman bermain. Taman yang bisa dengan asyik kujelajahi, taman yang setiap
jengkalnya bisa kutelusuri tanpa harus takut terjatuh lagi. Iya.kurasa begitu
tapi entahlah entar bagaimana hahhaa
Teruntuk
suara-suara dalam kepala, kamu sudah menemukan jawaban atas pertanyaan orang
bodoh ini kan? Jangan cerewet lagi yah. Sekarang cukuplah kamu dorong aku untuk
jauhkan kalkulator dari pandangan dan nikmati hidup tanpa harus ketakutan. Itu
saja. Kalau nanti aku kembali plin plan dan mulai menakuti hal-hal yang belum
aku lakukan, jangan lelah untuk mengingatkan J.
Dengerin
lagu melow jam segini tepat nya pukul 1:30 dini hari cukup menampar-nampar
sepiku malam ini L
Sang Mawar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar