...I am in Love with Rose, But I am nothing but a Dandelion...

Rabu, 26 Maret 2014

BAHASA INDONESIA 2

BERPIKIR DAN BERNALAR

PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap manusia secara alamiah mereka dalam kehidupan sehari-harinya sering melakukan atau merasakan yang dinamakan berpikir dan bernalar. Terkadang sadar dan tidak dalam kehidupan sehari-hari berpikir dan benalar itu sering dilakukan, tapi berpikir dan bernalar sendiri adalah dua kata  itu memiliki hubungan makna, ‘akal budi’. Meskipun demikian, kedua kata tersebut memiliki perbedaan yang prinsip, yaitu dalam bernalar selalu terkandung proses berpikir, sedangkan dalam berpikir tidak selalu terkandung penalaran. Berpikir merupakan kegiatan mental yang melibatkan kerja otak sedangkan bernalar adalah bernalar merupakan proses kelanjutan setelah berpikir, dimana manusia akan mencerna apa yang telah ia pikirkan dengan matang, apa sebab dan akibatnya, serta tindakan rasional yang harus dilakukan.Oleh karena itu berpikir dan bernalar berbeda namun saling berkaitan.

PEMBAHASAAN
Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berfikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagaan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berpikir merupakan proses dimana seseorang menelaah suatu hal. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang tidak benar itu pun juga berbeda-beda.

Definisi berpikir sendiri adalah yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. “Berpikir” mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil menunggu kuliah dimulai. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian yang diberikan di kelas. Kita berpikir saat menulis artikel, menulis makalah, menulis surat, membaca buku, membaca koran, merencanakan liburan, atau mengkhawatirkan suatu persahabatan yang terganggu
Menurut Sudarminta, bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis – premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar Bias mengambil bentuk induktif, deduktif, ataupun abduktif. Penalaran induktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum (universal) dari rangkaian kejadian yang bersifat khusus (pertikular). Sebaliknya, penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hokum atau pernyataan yang berlaku umum. Adapun penalaran abduktif (suatu istilah yang dikenalkan oleh Charles S. Pierce) adalah penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui. Sebagai contoh, kita tahu bahwa semua pohon semangka di kebun kita adalah semangka yang disediakan di ruang makan itu diambil dari kebun kita.


Memang kegiatan bernalar merupakan aspek yang amat penting dalam berpikir. Akan tetapi, menyamakan berpikir dengan bernalar, seperti dikatakan Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis belum menjamin bahwa kesimpulan yang ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan pasti benar. Walaupun penalarannya betul atau sesuai dengan asas – asas logika, kesimpulannya yang ditarik bias saja salah kalau premis – premis yang mendasari penarikan kesimpulan itu ada yang salah.


Dalam bernalar memang belum ada benar – salah. Yang ada betul keliru, sahih atau tak sahih. Tolak ukur penilaiannya adalah asas – asas logika atau hokum penalaran. Akan tetapi, kalau kegiatan berpikir dimengerti secara lebih luas dan menyeluruh, mulai dair penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan, dapat saja kita bicara tentang benar – salah dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir yang benar



KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari paparan diatas adalah  berpikir dan bernalar berbeda namun saling berkaitan. Berpikir lebih luas dari bernalar, karena berpikir terjadi secara rutin dalam jangka waktu yang sangat sering dan merupakan aktivitas harian pada otak. Berbeda dengan bernalar, bernalar dilakukan ketika kita kan menyimpulkan sesuatu atas rumusan yang dibuat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar